Senin, 04 Januari 2016

Profil Ciloseh



CILOSEH
Sungai yang melintasi  Kelurahan Panyingkiran ini dari dulu sudah menjadi bagian hidup orang Panyingkiran. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh warga Panyingkiran di sungai ini. Ada yang menjadikanya kantor (tempat mencari uang),  Bisa juga sebagai tempat liburannya orang Panyingkiran  dan tidak menutup kemungkinan ada yang menjadikannya sebagai tempat legendaris cerita cintanya dan ada juga yang menganggapnya sebagai icon Panyingkiran.

Sepertinya kita sudah sangat akrab sekali dengan sungai ini sampai sampai penulis  menyebut bahwa ciloseh sudah menjadi bagian hidup orang Panyingkiran tapi pada kenyataannya kita semua belum mengenal siapa itu “ciloseh”. Tim penulis sempat melakukan survey  tentang profil sungai ciloseh, dan hasilnya kebanyakan orang Panyingkiran  tidak tahu tentang profil ciloseh seperti dimanakah hulu sungai Ciloseh, Bermuara dimanakah Ciloseh, Melintas di daerah mana saja Ciloseh dan berapa panjang sungai Ciloseh .

Akhirnya tim penulis berinisiatif untuk melakukan riset tentang Ciloseh , kami berusaha mengumpulkan data tentang ciloseh ini, kebetulan kami memiliki rekan yang bekerja di dinas terkait, kami berhasil mengumpulkan beberapa data tentang Ciloseh tapi tidak lengkap  karena menurut nara sumber kami menyebutkan bahwa Ciloseh tidak termasuk kategori sungai, ciloseh termasuk kedalam daerah aliran sungai Citanduy atau bisa disebut sebagai selokan/susukan  pemasok debit air ke sungai Citanduy, hanya yang termasuk kategori sungai yang memiliki data profil, oleh karena itu Ciloseh tidak memiliki data kongkrit. Tapi jangan khawatir tim penulis telah mendapatkan beberapa informasi  yang diperlukan seperti hulu sungai dan muaranya. Tim penulis telah melakukan riset ke hulu dan muara Ciloseh dan gambaran tentang Suasana dan kondisinya akan kami bahas.

HULU SUNGAI CILOSEH, CURUG BATU BLEK






 


Hulu sungai Ciloseh terletak di kawasan kaki Gunung Galunggung  tepatnya di daerah yang lebih dikenal dengan sebutan Curug Batu Blek, suasana alam di Curug Batu Blek menyuguhkankan kondisi alam yang sangat indah sekali, keaslian alami yang masih terjaga dengan airnya yang sangat jernih dan rimbunan pohon di sekelilingnya  begitu airnya dibasuhkan ke wajah kita akan terasa segar sekali bahkan penulis sampai berani meminum airnya tanpa ragu sedikitpun bandingkan dengan air Ciloseh yang melintas di kampung kita, untuk membasuh muka pun kita berpikir seribu kali apalagi meminumnya, sangat disayangkan memang, air Ciloseh yang dari hulu sungainya sangat jernih dan bersih begitu sampai dikampung kita warna airnya pun sudah berubah menjadi agak kehitam hitaman dan itu bukan hal aneh,karena Ciloseh terbentang puluhan kilometer dari hulunya sampai ke kampung  kita melalui daerah pemukiman penduduk, mungkin terjadinya perubahan warna airnya disebabkan  adanya kontaminasi dari daerah-daerah pemukiman penduduk yang dilalui Ciloseh.

 Batu Blek sendiri sekarang sudah mulai dikenal di masyarakat luas sebagai destinasi tujuan wisata alam di daerah Tasikmalaya, menurut penuturan dari warga setempat, ketika hari libur  banyak sekali pengunjung yang datang ke Batu blek. Pengelolaan Curug Batu Blek untuk saat ini masih dikelola oleh swadaya masyarakat setempat itu terlihat dengan belum adanya fasilitas yang menunjang untuk pengunjung yang datang, tapi kondisi yang masih alami itulah yang membuat Curug Batu Blek istimewa  di mata penulis.
























PEMANDANGAN INDAH DI SEPANJANG PERJALANAN MENUJU HULU SUNGAI CILOSEH, CURUG BATU BLEK

Apabila  wargi wargi sadaya ada yang berminat untuk berkunjung ke Curug Batu Blek, penulis akan memberikan gambaran dan petunjuk  jalan menuju Batu blek, Dari Panyingkiran Batu Blek bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih setengah jam perjalanan,dari simpang  jati berangkat menuju arah Cisayong, dari pasar Cisayong terus lurus sampai melewati jalan baru Cisinga, setelah melewati jalan baru cisinga akan menemukan dua arah jalan, kedua arah jalan tersebut ujungnya sama menuju Batu Blek, tinggal pilih saja mau jalur ke kiri atau ke kanan dan disarankan untuk tidak membawa mobil karena jalan menuju lokasi sangat kecil dan belum ada fasilitas parkir yang memadai untuk mobil di lokasi. Lebih baik pake motor, karena dengan motor kita bisa masuk lebih dekat ke lokasi, kalau kita bawa mobil resikonya kita akan berjalan cukup jauh ke lokasi. Setelah sampai ditempat parkir motor berupa rumah satu satunya di sana.

SELOKAN/SUSUKAN YANG DIBUAT OLEH SANG LEGENDA MAK EROH















Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki, tidak terlalu jauh malahan enak,sepanjang perjalanan  ke Curug kita akan  menelusuri selokan/susukan yang airnya jernih, konon katanya selokan/susukan inilah hasil karya sang legenda mak eroh yang dengan idealismenya mampu mengairi seluruh sawah dikampungnya, paling kita berjalan sekitar lima belas menit setelah itu sampailah kita di hulu sungai Ciloseh, Curug Batu Blek.

MUARA CILOSEH













































MUARA CILOSEH, PELANG LEUWI ANYAR               

Setelah mengetahui hulu sungai Ciloseh lalu tim penulis melanjutkan perjalan menuju lokasi muara Ciloseh, Ternyata benar menurut nara sumber kami bahwa Ciloseh termasuk daerah aliran sungai Citanduy atau pemasok debit air Sungai Citanduy karena setelah kami sampai di lokasi ujung Ciloseh alirannya  bersatu ke Sungai Citanduy, titik temunya terletak di daerah Pelang Leuwi anyar.

Perjalanan menuju muara Ciloseh sekitar 20 menitan dari pemukiman penduduk melewati  sawah, ladang penduduk setempat dan lahan yang ditumbuhi ilalang yang cukup tinggi sepertinya lahan tersebut sudah lama tidak digarap karena ilalangnya cukup tinngi. Ketika tim penulis menginjakan kaki di muara Ciloseh ini, bulu kuduk kami berdiri sepertinya  jarang terinjak manusia ngga tahu suasana yang kami rasakan begitu angker, berbeda dengan suasana di hulunya,dimuara Ciloseh tidak ada yang special karena dilihat dari karakteristik sungainya seperti bebatuan dan pasirnya sama persis seperti yang melintas di kampong kita. Disana kami mengambil beberapa foto untuk dokumentasi setelah kami selesai kami lekas pergi karena waktu sudah sore.

























Setelah kami sampai di pemukiman penduduk kami beristirahat dulu di salah satu rumah penduduk sambil ngobrol-ngobrol dengan warga setempat. Warga sempat bertanya untuk keperluan apa kami ke muara Ciloseh, dan kami jawab Cuma ingin tahu seperti apakah muara Ciloseh karena Ciloseh melintasi kampung kami, menurut penuturan penduduk kenapa mereka bertanya seperti itu, banyak sekali orang datang kesana untuk tujuan bermeditasi ( sunda : niis) di keramat yang ada di muara Ciloseh, kebanyakan mereka datang dari daerah Banten dan Cirebon, sementara  orang Tasik sendiri belum pernah ada yang kesana, kami pun baru mengetahui hal tersebut bahwa di muara Ciloseh terdapat keramat yang disakralkan, pantas saja ketika kami kesana bulu kuduk kami sampai berdiri padahal kami belum mengetahui hal tersebut. Dan warga setempat menambahkan bahwa di muara Ciloseh sangat angker, banyak sekali cerita penampakan jin/ hantu penunggu sana,seperti monyet putih yang berdiri tegak sebesar manusia dan hantu tanpa kepala dan itupun dialami oleh penduduk setempat pada siang hari. Bikin merinding mendengar cerita tersebut. Kalau misalkan penasaran silahkan kunjungi muara Ciloseh.

         
  
  

Jumat, 20 November 2015

#SAVE CILOSEH


        Air
Ada beberapa elemen pokok di Bumi ini yang dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup Manusia salah satunya air, Air jadi salah satu elemen penting  yang dibutuhkan oleh manusia, bahkan per hari tubuh manusia dewasa memerlukan 8-12 gelas air mineral untuk dikonsumsi atau lebih tepatnya menurut penelitian di luar negeri manusia membutuhkan air ½ ons untuk setiap pound (1 pound = 16 ons) berat badannya. Kalau misalkan berat badan kita 50 kg berarti setelah dihitung hitung minimal kita harus minum +/- 2 liter air mineral per hari, beda lagi itungannya apabila anda seorang perokok apalagi orang yang suka menkonsumsi alcohol harus lebih dari 2 liter air perhari.dengan asumsi kepadatan penduduk dunia (Divisi Kependudukan PBB) tahun 2015 sebesar 7.324.782.225 jiwa berarti perhari manusia di dunia membutuhkan air hanya untuk minumnya saja sekitar 14,5 miliar liter air per hari belum untuk kebutuhan lainnya,menurut data yang diperoleh penulis kira-kira total standar pemakaian air manusia per orang perhari sekitar 150 liter atau setara dengan sekitar 8 galon air kemasan (Survey Direktorat Pengembangan Air Minum,Ditjen Cipta Karya pada tahun 2006)…hitung aja sendiri sama agan-agan berapa kebutuhan air dunia per hari.lebih spesifik lagi kita perlu tahu berapa kebutuhan air di kelurahan kita tercinta yaitu panyingkiran?...kepadatan penduduk di Panyingkiran pada tahun 2010 sekitar 7724 orang (BPS Kota Tasikmalaya:”KECAMATAN INDIHIANG DALAM ANGKA 2011”) jika mengacu ke data di atas maka  kebutuhan air Di Panyingkiran dalam sehari sekitar 1.158.600 liter atau setara dengan 61.800 galon air kemasan dalam sehari!!!...WOW…!! bayangkan jika bapak Mito (Mandiri Galon) memiliki omzet penjualan galon dalam sehari sebanyak itu…ngaplek tah si bapak….
Untungnya di tempat kita masih banyak sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat seperti ledeng, pompa air dan sumur, tetapi sumber-sumber air tersebut ketika datang kemarau hanya beberapa bulan saja seperti sekarang tidak bisa mencukupi kebutuhan air bersih warga. Mungkin disebabkan berkurangnya area resapan air di daerah Panyingkiran, lahan-lahan kosong yang tadinya merupakan area resapan air sudah berubah menjadi bangunan dan itu sulit untuk di cegah karena system kepemilikan lahan sangat absolute membebaskan pemiliknya untuk berbuat apapun terhadap lahan miliknya ditambah lagi social ekonomi dan budaya masyarakatnya sudah seperti itu. Mungkin solusinya dengan membenahi sumber daya manusianya dan tentu saja campur tangan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Sebetulnya di Panyingkiran masih ada sumber air yang cukup besar yaitu sungai Ciloseh tapi sayang Ciloseh sudah tidak bisa di kategorikan sebagai sumber air bersih dikarenakan dari fisiknya saja sudah terlihat kotor,dari mulai sampah rumah tangga sampai  system gorong-gorong di pemukiman warga tempat pembuangan akhirnya di Ciloseh.tapi masih ada warga yang kreatif dengan menggali tanah di bantaran sungai demi  mendapatkan mata air bersih untuk keperluan air sehari hari warga setempat.  sangat disayangkan memang, pencemaran sungai Ciloseh masih dilakukan, tapi mulai saat ini kita harus memikirkan bagaimana cara  melestarikan sumber air yang ada di kampung kita ini untuk keberlangsungan hidup anak cucu kita.

HEMAT AIR
KURANGI SAMPAH
TANAM POHON
#SAVE CILOSEH