CILOSEH
Sungai yang
melintasi Kelurahan Panyingkiran ini
dari dulu sudah menjadi bagian hidup orang Panyingkiran. Banyak kegiatan yang
dilakukan oleh warga Panyingkiran di sungai ini. Ada yang menjadikanya kantor
(tempat mencari uang), Bisa juga sebagai
tempat liburannya orang Panyingkiran dan
tidak menutup kemungkinan ada yang menjadikannya sebagai tempat legendaris
cerita cintanya dan ada juga yang menganggapnya sebagai icon Panyingkiran.
Sepertinya kita sudah
sangat akrab sekali dengan sungai ini sampai sampai penulis menyebut bahwa ciloseh sudah menjadi bagian
hidup orang Panyingkiran tapi pada kenyataannya kita semua belum mengenal siapa
itu “ciloseh”. Tim penulis sempat melakukan survey tentang profil sungai ciloseh, dan hasilnya
kebanyakan orang Panyingkiran tidak tahu
tentang profil ciloseh seperti dimanakah hulu sungai Ciloseh, Bermuara
dimanakah Ciloseh, Melintas di daerah mana saja Ciloseh dan berapa panjang
sungai Ciloseh .
Akhirnya tim penulis
berinisiatif untuk melakukan riset tentang Ciloseh , kami berusaha mengumpulkan
data tentang ciloseh ini, kebetulan kami memiliki rekan yang bekerja di dinas
terkait, kami berhasil mengumpulkan beberapa data tentang Ciloseh tapi tidak
lengkap karena menurut nara sumber kami
menyebutkan bahwa Ciloseh tidak termasuk kategori sungai, ciloseh termasuk
kedalam daerah aliran sungai Citanduy atau bisa disebut sebagai
selokan/susukan pemasok debit air ke
sungai Citanduy, hanya yang termasuk kategori sungai yang memiliki data profil,
oleh karena itu Ciloseh tidak memiliki data kongkrit. Tapi jangan khawatir tim
penulis telah mendapatkan beberapa informasi
yang diperlukan seperti hulu sungai dan muaranya. Tim penulis telah
melakukan riset ke hulu dan muara Ciloseh dan gambaran tentang Suasana dan
kondisinya akan kami bahas.
HULU SUNGAI CILOSEH, CURUG BATU BLEK
HULU SUNGAI CILOSEH, CURUG BATU BLEK
Hulu sungai Ciloseh
terletak di kawasan kaki Gunung Galunggung
tepatnya di daerah yang lebih dikenal dengan sebutan Curug Batu Blek, suasana
alam di Curug Batu Blek menyuguhkankan kondisi alam yang sangat indah sekali,
keaslian alami yang masih terjaga dengan airnya yang sangat jernih dan rimbunan
pohon di sekelilingnya begitu airnya dibasuhkan
ke wajah kita akan terasa segar sekali bahkan penulis sampai berani meminum
airnya tanpa ragu sedikitpun bandingkan dengan air Ciloseh yang melintas di
kampung kita, untuk membasuh muka pun kita berpikir seribu kali apalagi
meminumnya, sangat disayangkan memang, air Ciloseh yang dari hulu sungainya
sangat jernih dan bersih begitu sampai dikampung kita warna airnya pun sudah
berubah menjadi agak kehitam hitaman dan itu bukan hal aneh,karena Ciloseh
terbentang puluhan kilometer dari hulunya sampai ke kampung kita melalui daerah pemukiman penduduk, mungkin
terjadinya perubahan warna airnya disebabkan
adanya kontaminasi dari daerah-daerah pemukiman penduduk yang dilalui
Ciloseh.
Batu Blek sendiri sekarang sudah mulai dikenal
di masyarakat luas sebagai destinasi tujuan wisata alam di daerah Tasikmalaya,
menurut penuturan dari warga setempat, ketika hari libur banyak sekali pengunjung yang datang ke Batu
blek. Pengelolaan Curug Batu Blek untuk saat ini masih dikelola oleh swadaya
masyarakat setempat itu terlihat dengan belum adanya fasilitas yang menunjang
untuk pengunjung yang datang, tapi kondisi yang masih alami itulah yang membuat
Curug Batu Blek istimewa di mata penulis.
Apabila wargi wargi sadaya ada yang berminat untuk
berkunjung ke Curug Batu Blek, penulis akan memberikan gambaran dan
petunjuk jalan menuju Batu blek, Dari
Panyingkiran Batu Blek bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih setengah jam
perjalanan,dari simpang jati berangkat
menuju arah Cisayong, dari pasar Cisayong terus lurus sampai melewati jalan
baru Cisinga, setelah melewati jalan baru cisinga akan menemukan dua arah
jalan, kedua arah jalan tersebut ujungnya sama menuju Batu Blek, tinggal pilih
saja mau jalur ke kiri atau ke kanan dan disarankan untuk tidak membawa mobil
karena jalan menuju lokasi sangat kecil dan belum ada fasilitas parkir yang
memadai untuk mobil di lokasi. Lebih baik pake motor, karena dengan motor kita
bisa masuk lebih dekat ke lokasi, kalau kita bawa mobil resikonya kita akan
berjalan cukup jauh ke lokasi. Setelah sampai ditempat parkir motor berupa
rumah satu satunya di sana.
SELOKAN/SUSUKAN YANG DIBUAT OLEH SANG LEGENDA MAK EROH
SELOKAN/SUSUKAN YANG DIBUAT OLEH SANG LEGENDA MAK EROH
Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki,
tidak terlalu jauh malahan enak,sepanjang perjalanan ke Curug kita akan menelusuri selokan/susukan yang airnya
jernih, konon katanya selokan/susukan inilah hasil karya sang legenda mak eroh
yang dengan idealismenya mampu mengairi seluruh sawah dikampungnya, paling kita
berjalan sekitar lima belas menit setelah itu sampailah kita di hulu sungai Ciloseh,
Curug Batu Blek.
MUARA CILOSEH, PELANG LEUWI ANYAR
Setelah mengetahui hulu
sungai Ciloseh lalu tim penulis melanjutkan perjalan menuju lokasi muara
Ciloseh, Ternyata benar menurut nara sumber kami bahwa Ciloseh termasuk daerah aliran
sungai Citanduy atau pemasok debit air Sungai Citanduy karena setelah kami
sampai di lokasi ujung Ciloseh alirannya
bersatu ke Sungai Citanduy, titik temunya terletak di daerah Pelang
Leuwi anyar.
Perjalanan menuju muara
Ciloseh sekitar 20 menitan dari pemukiman penduduk melewati sawah, ladang penduduk setempat dan lahan
yang ditumbuhi ilalang yang cukup tinggi sepertinya lahan tersebut sudah lama
tidak digarap karena ilalangnya cukup tinngi. Ketika tim penulis menginjakan
kaki di muara Ciloseh ini, bulu kuduk kami berdiri sepertinya jarang terinjak manusia ngga tahu suasana
yang kami rasakan begitu angker, berbeda dengan suasana di hulunya,dimuara
Ciloseh tidak ada yang special karena dilihat dari karakteristik sungainya
seperti bebatuan dan pasirnya sama persis seperti yang melintas di kampong
kita. Disana kami mengambil beberapa foto untuk dokumentasi setelah kami
selesai kami lekas pergi karena waktu sudah sore.
Setelah kami sampai di pemukiman penduduk kami beristirahat dulu di salah satu rumah penduduk sambil ngobrol-ngobrol dengan warga setempat. Warga sempat bertanya untuk keperluan apa kami ke muara Ciloseh, dan kami jawab Cuma ingin tahu seperti apakah muara Ciloseh karena Ciloseh melintasi kampung kami, menurut penuturan penduduk kenapa mereka bertanya seperti itu, banyak sekali orang datang kesana untuk tujuan bermeditasi ( sunda : niis) di keramat yang ada di muara Ciloseh, kebanyakan mereka datang dari daerah Banten dan Cirebon, sementara orang Tasik sendiri belum pernah ada yang kesana, kami pun baru mengetahui hal tersebut bahwa di muara Ciloseh terdapat keramat yang disakralkan, pantas saja ketika kami kesana bulu kuduk kami sampai berdiri padahal kami belum mengetahui hal tersebut. Dan warga setempat menambahkan bahwa di muara Ciloseh sangat angker, banyak sekali cerita penampakan jin/ hantu penunggu sana,seperti monyet putih yang berdiri tegak sebesar manusia dan hantu tanpa kepala dan itupun dialami oleh penduduk setempat pada siang hari. Bikin merinding mendengar cerita tersebut. Kalau misalkan penasaran silahkan kunjungi muara Ciloseh.
sip.. lah
BalasHapus